Sabtu, 21 November 2020

 

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN 

Bismillahir Rahmanir Rahim, Assalamualaikum WRT

Terdapat banyak kelebihan membaca al-Quran. Saya ceritakan di sini setakat kemapuan diri yang terbatas kerana kedaifan diri. Hanya bertujuan mengajak kalian membaca, memahami dan mengamalkan isi kandungan al-Quran serta menjadikannya rutin kewajipan harian.

Bulan Ramadhan merupakan bulan Al-Qur`an. Pada bulan inilah Al-Qur`an diturunkan oleh Allah swt sebagaimana dalam firman-Nya :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

 “bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeza (antara yang haq dan yang bathil).” [Al-Baqarah : 185]

Di antara amal ibadah yang sangat ditekankan untuk diperbanyak pada bulan Ramadhan adalah membaca (tilawah) Al-Qur`anul Karim. Banyak sekali hadits-hadits Nabi SAW yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Al-Qur`an. Di antaranya :

1. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili r.a : Saya mendengar Rasulullah SAW  bersabda :

إقرؤا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه

 “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an, karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Nabi SAW memerintahkan kita  membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak, sehingga diperintahkan membacanya pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah SWT akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.

Iktibar dari hadits :

  • Dorongan dan motivasi memperbanyak membaca Al-Qur`an, jangan sampai terlupa  karena kesibukan hal keduniaan.
  • Allah jadikan Al-Qur`an sebagai pemberi  syafa’at kepada orang-orang yang senantiasa rajin membacanya dan mengamalkannya ketika di dunia.

2.  Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili r.a : Saya mendengar Rasulullah SAW  bersabda :

قْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ ‏"‏ ‏.

  “Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat seakan-akan keduanya, dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya.”[HR. Muslim 804]

3. Dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi r.a  berkata : saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :

"‏يؤتى يوم القيامة بالقرآن وأهله الذين كانو يعملون به في الدنيا تقدمه سورة البقرة وآل عمران تحاجان عن صاحبهما ‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏

  “Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]

Pada hadits ini Rasulullah SAW memberitakan bahwa surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Namun Rasulullah SAW mempersyaratkan dalam hadits ini dengan dua hal, yaitu :

·                 Membaca Al-Qur`an dan

·                 Beramal dengannya karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua jenis :

Jenis 1 : Orang yang membaca tetapi tidak beramal dengannya, tidak mengimani berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Al-Qur`an menjadi hujjah yang membantah mereka.

Jenis 2: Orang yang membacanya dan mengimani berita-berita Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya. Al-Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.

Nabi SAW bersabda :  والقرآن حجة لك أو عليك

 “Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” [HR. Muslim]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

 “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan barakah supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]

“supaya mereka mentadabburi”, yakni agar mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.

Jadi inilah tujuan diturunkannya Al-Qur`an :

·         untuk dibaca dan ditadabburi maknanya

·         diimani segala beritanya

·         diamalkan segala hukumnya

·         direalisasikan segala perintahnya

·         dijauhi segala larangannya

Iktibar  dari hadits :

·    Al-Qur`an sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya dan beramal   dengannya.

·     Ilmu mengharuskan adanya amal. Kalau tidak maka ilmu tersebut akan menjadi hujjah yang    membantahnya pada hari Kiamat.

·         Keutamaan membaca surah Al-Baqarah dan Ali ‘Imran

·         Penamaan surah-surah dalam Al-Qur`an bersifat tauqifiyyah.

4.   Dari sahabat ‘Utsman bin ‘Affan r.a berkata, bahwa Rasulullah  SAW  bersabda :

( خيركم من تعلم القرآن وعلمه)

 “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Al-Bukhari 5027]

Orang yang terbaik adalah yang ada padanya dua sifat tersebut, yaitu : mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya, kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh Al-Qur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.

5.   Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah r.a  berkata, bahwa Rasulullah  SAW bersabda :

"‏الذي يقرأ القرآن وهو ماهر به مع السفرة الكرام البررة، والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏

“Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari 4937, Muslim 244]

Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya. Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian dan kesulitan yang ia alami.

6.   Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari r.a berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

"مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة‏:‏ ريحها طيب، وطعمها طيب، ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة‏:‏ لا ريح لها وطعمها حلو، ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانة‏:‏ ريحها طيب وطعمها مر، ومثل المنافق الذي لايقرأ القرآن كمثل الحنظلة‏:‏ ليس له ريح وطعمها مر‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏

 “Perumpamaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.

Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim 797]

Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, iaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak, karena seorang mu`min itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan mampu memberi kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada zatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lazat.

Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibandingkan yang tidak membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak tahu membaca Al-Qur`an dan tidak pula mempelajarinya.

Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit kerana orang munafiq itu pada zatnya hodoh, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir –wal’iyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah : 8 – 10]

Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang bagus dan tartil. Namun mereka hakikatnya adalah para munafiq –wal’iyyadzubillah- keadaan mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW:

يقرأون القرآن لا يجاوز حناجرهم

 “Mereka rajin membaca Al-Qur`an, namun bacaan Al-Qur`an mereka tidak melewati kerongkongan mereka.” (Sahih Muslim:1837)

Maka Nabi SAW mengumpamakan mereka dengan buah Raihanah, yang harum aromanya karena mereka terlihat rajin membaca Al-Qur`an; namun buah tersebut pahit rasanya, karena hodoh dan jahatnya jiwa mereka serta rosaknya niat mereka.

Adapun orang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an, maka diumpamakan oleh Rasulullah SAW seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak memiliki aroma wangi. Inilah munafiq yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Tidak memiliki aroma wangi, karena memang ia tidak bisa membaca Al-Qur`an, di samping zat dan jiwanya adalah zat dan jiwa yang hodoh dan jahat.

Inilah jenis-jenis manusia  dengan Al-Qur`an. Maka hendaknya kita berusaha agar menjadi orang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an dengan sebenar-benar bacaan, sehingga kita seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi, rasanya pun enak.

7.   Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab r.a  bahwa Nabi SAW  bersabda :

 إن الله يرفع بهذا الكتاب أقوامًا ويضع به آخرين‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)

 “Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan menghinakan kaum yang        lainnya.” [HR. Muslim 269]

Hadis ini menepati firman Allah SWT dalam surah ‘Abasa 11-16 yang bermaksud “Janganlah melakukan lagi yang sedemikian itu! Sebenarnya ayat-ayat Al-Quran adalah pengajaran dan peringatan (yang mencukupi) (11) Maka sesiapa yang mahukan kebaikan dirinya, dapatlah ia mengambil peringatan daripadanya. (12) (Ayat-ayat Suci itu tersimpan) dalam naskhah-naskhah yang dimuliakan (13) Yang tinggi darjatnya, lagi suci (dari segala gangguan) (14) (Terpelihara) di tangan malaikat-malaikat yang menyalinnya dari Lauh Mahfuz (15) (Malaikat-malaikat) yang mulia, lagi yang berbakti (16).

Sebahagian ahli tafsir menghuraikan bahawa orang yang membaca al-Quran adalah orang yang mulia, suci hati dan akhlaknya, diangkat darjat mereka sehingga mereka sentiasa bersama para malaikat, sebaliknya ayat seterusnya telah meletakkan orang yang tidak membaca al-Quran adalah orang yang binasa dan kufur kepada Allah SWT.

Demikianlah kehebatan al-Quran yang akan mendidik pembacanya menjadiorang-orang yang hebat, apatah lagi jika orang itu sentiasa membaca, belajar dan mengajarseterusnya memahami dan mengamalkannya. Alangkah hebatnya mereka di sisi Allah SWT.

 Jom bersamaku kita belajar, mengajar, bertadabbur dan mengamalkan al-Quran semoga kita bertemu Allah SWT di syurga Firdaus. Amin

 Ustazah Dr Saharizah binti Mohamad Salleh